Penderita
sering memperlihatkan kepada dokter hasil laboratorium yang mencatat
adanya gangguan faal hati, kemudian meminta penjelasan dari hasil
laboratorium bahkan memohon pengobatan atas gangguan faal hati tersebut.
Sebagai
seorang dokter klinis kita tidak boleh lupa bahwa pertanyaan penderita
itu sebenarnya mengacu pada diagnosis penyakit saya itu apa sebenarnya!
Untuk bisa menjawab pertanyaan tadi dengan jitu, kita harus mengetahui
bagaimana riwayat penyakitnya, simptomatologi serta riwayat yang relevan
dengan kondisi klinisnya. Riwayat mengkonsumsi obat-obatan, termasuk
obat tradisionil, eksposisi dengan zat kimia/makanan juga perlu
diperhatikan. Permeriksaan fisik untuk mencari tanda penyakit hati
kronis seperti palmar erithema, jaundice, spider nevi dansebagainya
sangat membantu dalam menganalisis hasil laboratorium tadi. Harus
diingat bahwa kelainan faal hati, dapat juga dijumpai pada
penyakit-penyakit lain diluar penyakit hati, misalnya penyakit kelenjar thyroid,
payah jantung dan payah ginjal. Karena itu, kita memerlukan pemeriksaan
penunjang lainnya sehingga dapat memberikan kesimpulan dari hasil
laboratorium tadi.
Faal Hati yang sesungguhnya.
Hati
merupakan organ padat yang terbesar yang letaknya di rongga perut
bagian kanan atas. Organ ini mempunyai peran yang penting karena
merupakan regulator dari semua metabolisme karbohidrat, protein dan
lemak. Tempat sintesa dari berbagai komponen protein, pembekuan darah,
kolesterol, ureum dan zat-zat lain yang sangat vital. Selain itu, juga
merupakan tempat pembentukan dan penyaluran asam empedu serta pusat
pendetoksifikasi racun dan penghancuran (degradasi) hormon-hormon
steroid seperti estrogen.
Pada jaringan hati, terdapat sel-sel Kupfer,
yang sangat penting dalam eliminasi organisme asing baik bakteri maupun
virus. Karena itu untuk memperlihatkan adanya gangguan faal hati,
terdapat satu deretan tes yang biasanya dibuat untuk menilai faal hati
tersebut. Perlu diingat bahwa semua tes kesehatan mempunyai sensitivitas
dan spesifisitas yang berlainan, maka interpretasi dari hasil tes
sangat dipengaruhi oleh hal-hal tersebut.
Tes Faal Hati
Karena
faal hati dalam tubuh mempunyai multifungsi maka tes faal hatipun
beraneka ragam sesuai dengan apa yang hendak kita nilai.
Untuk
fungsi sintesis seperti protein, zat pembekuan darah dan lemak biasanya
diperiksa albumin, masa protrombin dan cholesterol. Fungsi
ekskresi/transportasi, diperiksa bilirubin, alkali fosfatase. ∂-GT.
Kerusakan sel hati atau jaringan hati, diperiksa
SGOT(AST), SGPT(ALT). Adanya pertumbuhan sel hati yang muda (karsinoma
sel hati), alfa feto protein. Kontak dengan virus hepatitis B yaitu;
HBsAg, AntiHBs, HBeAg, anti HBe, Anti HBc, HBVDNA, dan virus hepatitis C
yaitu; anti HCV, HCV RNA, genotype HCV.
Secara umum ada 2 macam gangguan faal hati.
1. Peradangan umum atau peradangan khusus di hati yang menimbulkan kerusakan jaringan atau sel hati.
2. Adanya sumbatan saluran empedu.
Aneka macam hasil tes faal hati yang terganggu.
Tes
faal hati yang terjadi pada infeksi bakterial maupun virus yang
sistemik yang bukan virus hepatitis. Penderita semacam ini, biasanya
ditandai dengan demam tinggi, myalgia, nausea, asthenia dan
sebagainya. Disini faal hati terlihat akan terjadinya peningkatan SGOT,
SGPT serta ∂-GT antara 3-5X nilai normal. Albumin dapat sedikit menurun
bila infeksi sudah terjadi lama dan bilirubin dapat meningkat sedikit
terutama bila infeksi cukup berat. (lihat table 1)
Tes faal hati pada hepatitis virus akut maupun drug induce hepatitis. Faal hati seperti Bilirubin direct/indirect dapat meningkat biasanya kurang dari 10 mg%, kecuali pada hepatitis kolestatik, bilirubin dapat lebih dari 10 mg%. SGOT, SGPT meningkat lebih dari 5 sampai 20 kali nilai normal. ∂-GT dan alkalifosfatase
meningkat 2 sampai 4 kali nilai normal, kecuali pada hepatitis
kolestatik dapat lebih tinggi. Albumin/globulin biasanya masih normal
kecuali bila terjadi hepatitis fulminan maka rasio albumin globulin dapat terbalik dan masa protrombin dapat memanjang ( lihat tabel2)
Tes faal hati pada sumbatan saluran empedu. Bilirubin direct/indirect
dapat tinggi sekali (>20 mg%), terutama bila sumbatan sudah cukup
lama. Peningkatan SGOT dan SGPT biasanya tidak terlalu tinggi, sekitar
kurang dari 4 kali nilai normal. ∂-GT dan alkalifosfatase meningkat sekali dapat lebih dari 5 kali nilai normal. Kolesterol juga meningkat (lihat table 3).
Tes faal hati pada perlemakan hati (fatty liver). Albumin/globulin dan Bilirubin biasanya masih normal. SGOT dan SGPT meningkat sekitar 2 sampai 3 kali nilai normal demikian juga ∂-GT dan alkalifosfatase meningkat sekitar ½ sampai 1 kali dari nilai normal . Kadar triglyserida
dan kolesterol juga terlihat meninggi. Kelainan ini sering pada wanita
dengan usia muda/pertengahan, gemuk dan biasanya tidak ada keluhan atau
mengeluh adanya perasaan tak nyaman pada perut bagian kanan atas. Pada kasus perlemakan hati yang primer maka semua pertanda hepatitis C harus negatif. (lihat tabel 4)
Adanya pertanda hepatitis virus dalam darah penderita.
Penderita
hepatitis A akut atau baru sembuh dari hepatitis A, ditandai dengan IgM
anti HAV yang positif. Sedang IgG anti HAV positif sering ditemukan
pada anak atau orang dewasa dari negara berkembang dengan sanitasi
lingkungan yang jelek. Ini menandakan penderita pernah terinfeksi virus
hepatitis A dimasa lalu. Karena itu prevalensi IgG HAV dapat dipakai sebagai indeks sanitasi lingkungan suatu negara.
Sembuh
dari infeksi Hepatitis B, ditandai dengan menghilangnya HBsAg dan
timbulnya anti HBs. Sedang IgM Anti HBc pos, berarti baru (recent) terinfeksi dengan hepatitis B.
Hepatitis B yang menahun.
1. Hepatitis kronis fase replikatip/toleran. Ditandai dengan HBsAg+, HbeAg+, HBVDNA+ ( kuantitatif dapat >105 copy/ml). Tapi Faal hatinya normal.
2. Hepatitis kronis reaktif aktif (necro-inflamatory stage). Ditandai dengan HBsAg+, HBeAg+, HBVDNA+ (kuantitatif dapat >105 copy/ml). Tapi Faal hati nya Abnormal, terutama SGOT/PT tinggi (>3X nilai normal), albumin/globulin biasanya masih normal, bilirubin dapat menigkat sedikit (< dari 3 mg%)
3. Hepatitis khronis B mutant. Disini HBsAg+, HBeAg negatif, tetapi anti HBe+, dan HBV DNA+. Liver fungsinya terganggu. Biasanya penderita ini, mempunyai penyakit hati yang lebih berat.
4. Hepatitis inaktif/integratif. HBsAg+, Anti HBe+, HBV DNA negatif atau dibawah < 103 copy/ml dan faal hatinya normal.
5. Sirosis hati B, rasio albumin/globulin terbalik, Bilirubin meningkat
(< dari 5 mg%), SGOT> SGPT, biasanya meningkat sekitar 2 s/d 4
kali normal, tapi pada yang sirosis berat SGOT/SGPT dapat normal.
HBsAg+, HBeAg/anti HBe dapat positif. HBV-DNA seringnya sudah negatif.
Hepatitis C
1. Sembuh dari hepatitis C, ditandai dengan anti HCV+, HCV-RNA – (negatif), faal hati yang normal.
2. Hepatitis C kronik, ditandai dengan Anti HCV+, HCV-RNA +, faal hati sebagian terbesar terganggu, tapi bisa normal pada sebagian kecil penderita.
3. Sirosis hati C, rasio albumin/globulin terbalik, Bilirubin meningkat(
< dari 5mg%), SGOT > SGPT, biasanya meningkat sekitar 2 s/d 4
kali normal, tapi pada yang sirosis berat SGOT/SGPT dapat normal. Anti
HCV dan HCV-RNA positif.
Genotype hepatitis.
Pada
hepatitis B ada 8 genotipe dan diberi nama abjad A sampai dengan H. Di
Indonesia terutama genotipe B dan C. Hepatitis C ada 6 genotipe dan
diberi nama angka 1 sampai 6. Dalam satu genotipe ada dibagi lagi
menjadi sub-genotipe dan tambahan huruf kecil dari a sampai c. Di
Indonesia yang terbanyak adalah genotipe 1b. (> 65%)
Kelainan faal hati yang tidak specific
Hal
ini biasanya terjadi pada penderita penyakit hati yang telah
mempengaruhi fungsi dari organ lain seperti ginjal, paru jantung dsb.
Dalam hal seperti ini, gambaran klinis serta pemeriksaan penunjang
seperti USG, CT scan dan ERCP (Endoscopy Retrograde Cholangio Pancreatography) atau bahkan biopsi hati biasanya diperlukan untuk menegakan diagnosisnya.
Hasil laboratorium faal hati yang normal pada penderita penyakit hati yang menahun.
Penderita
kronik hepatitis B pada yang fase replikatif, inaktif/integratif sering
menunjukan hasil laboratorium yang normal. Juga pada penderita
hepatitis C (dengan HCV-RNA+), juga dapat menunjukan tes faal hati yang
normal. Pada
penderita sirosis hati yang kompensata juga sering mempunyai tes faal
hati yang normal. Pada sirosis hati yang sudah lanjut sering kita
mendapatkan kadar SGPT/SGOT normal, hal ini terjadi karena jumlah sel
hati pada sirosis berat sudah sangat kurang sehingga kerusakan sel hati
relatif sedikit. Tapi kadar bilirubin akan terlihat meninggi dan perbandingan albumin/globulin akan terbalik. Bila kita cermati lebih teliti maka kadar SGOT akan lebih tinggi SGPT.
Pelaporan hasil petanda hepatitis virus secara kuantitatif dan kualitatif.
1. Hepatitis B.
Pemeriksaan kualitatif selalu lebih sensitif
dari pada pemeriksaan kuantitatif. Cara pemeriksaan kuantitiatif
hepatitis B dikerjakan dengan bermacam cara dan tiap cara mempunyai
sensitivitas tertentu dan juga pelaporannya dapat memakai satuan
tertentu. Lihat tabel 5. Hasil kuantitiatif hepatitis B diatas 105 copy/ml dianggap batas untuk diobati.
2. Hepatitis C.
Juga
pemeriksaan kualitatif lebih sensitif dari kuantitatif. Ada bermacam
cara pemeriksaan kuantiatif HCV dan mempunyai rentang sensitivitas yang
berbeda. Hasil kuantitatif dari 1 cara pemeriksaan kuantitatif HCV, tidak dapat disamakan hasilnya dengan pemeriksaan HCV dengan cara yang lain. Tabel 6
Penyakit yang jarang tapi menunjukan gangguan faal hati
- Penyakit thyroid/kelenjar gondok.
- Penyakit hati auto immune (AIH)
- Wilson disease
- Alpha-1-antitrypsisn deficiency
- Celiac disease
- Muscle disorders
Tidak ada komentar:
Posting Komentar